Sunday, 11 December 2011

Mari Belajar Grammar !

Di Indonesia di kenal 16 tenses bahasa inggris meski secara umum hanya 12 tenses. Tenses english secara sederhana dapat diartikan sebagai pola kalimat yang berubah menurut waktu merujuk pada masa lalu (Past), masa sekarang (Present) dan masa depan (Future). Dengan memahami tenses bahasa inggris kita bisa menyusun kalimat dengan lebih baik meski tidak harus selalu kita gunakan.
Berikut 16 tenses bahasa inggris yang dapat dipelajari :


1. Present Tenses
- Simple Present tense
   Arti simple yaitu sederhana, sedangkan present adalah sekarang. Jadi bisa dikatakan bahwa Simple Present adalah tenses (pola kalimat) yang digunakan untuk menceritakan waktu sekarang dalam bentuk sederhana. Nama lain daripada Present adalah BENTUK 1.
Jadi kapanpun Anda melihat kata present dalam tenses apapun, bisa dipastikan bahwa dia menggunakan bentuk 1.
contoh-contoh kalimat dengan Simple Present:

   TOBE
    I am a teacher
   You are a teacher
   We are teachers
   They are teachers

   He is a teacher
   She is a teacher
   It is my cat


   Kalimat di atas, semuanya menggunakan predikat bentuk 1.
   Untuk mengubah kalimat kedalam bentuk negative (menyangkal) ataupun interrogative (bertanya) sangatlah   mudah, amati kalimat di bawah ini :
   (+) You are a teacher
   (- ) You are NOT a teacher
   (? ) Are you a teacher?

 
- Present Continuous tense
   Rumus
   Positif (+):
   subject + to be (am, is, are) + Verb – ing + object
   Negatif (-) :
   subject + to be + not + verb – ing + object
   Tanya (?) :
   to be + subject + verb – ing + object?


- Present Perfect tense
   Rumus :
   Positif (+)
   Subject + has / have + been + object
   Subject + has / have + verb III + object
   Negatif (-)
   Subject + has / have + not + been + object
   Subject +has / have + not + verb III + object
   Tanya (?)
   Have / has + Subject + verb III + object?
   Have / has + subject + been + object?


- Present Perfect Continuous tense
   Rumus :
   Positif (+)
   Subject + has / have + been + verb-ing
   Negatif (-)
   Subject + has / have + not + been + verb-ing
   Tanya (?)
   Has/have + subject + been + verb-ing ?


2. Past Tenses

- Simple Past tenseRumus
  Positif (+)
  - Subject + to be (was/were) + complement
  - Subject + verb 2 + object
  Negatif (-)
  - Subject + to be (was/were) + not + complement
  - Subject + did not + verb 1 + object
  Tanya (?)
  - Did + subject + verb 1 + object ?


- Past Continuous tense
   Rumus
   Positif (+)
   Subject + to be (was/were) + verb-ing + object
   Negatif (-)
   Subject + was/were + not + verb-ing + object
   Tanya (?)
   was/were + subject + verb-ing + object ?


- Past Perfect Tense
   Rumus
   Positif (+)
   Subject + had + verb III + (past participle) + object
   Negatif (-)
   Subject + had + not + verb III + object
   Tanya (?)
   Had + subject + verb III + object ?


- Past Perfect Continuous tense
  Rumus
  Positif (+)
  Subject + had + been + verb-ing + object
  Negatif (-)
  Subject + had + not + been + verb-ing + object
  Tanya (?)
  Had + subject + been + object ?


3. (Present) Future Tenses

- (Present) Simple Future tense
   Rumus
   Positif (+)
   Subject + will/shall + verb I + object
   Subject + am/is/are + going to + verb I + object
   Negatif (-)
   Subject + will/shall + verb I + object
   Subject + am/is/are + not + going to + verb I + object
   Tanya (?)
   Will/shall + subject + verb I + object
   Am/is/are + subject + going to + verb I + object?


- (Present) Future Continuous tense
   Rumus
   Positif (+)
   Subject + will/shall + be + verb-ing + object
   Negatif (-)
   Subject + will/shall + not + verb-ing + object
   Tanya (?)
   Will/shall + subject + be + verb-ing + object?


- (Present) Future Perfect tense
   Rumus
   Positif (+)
   Subject + shall/will + have + been + complement
   Subject + shall/will + have + verb III + object
   Negatif (-) 
   Subject + shall/will + not + been + complement
   Subject + shall/will + not + have + verb III + object
   Tanya (?)
   Shall/will + subject + been + complement
   Shall/will + subject + have + verb III + object ?


- (Present) Future Perfect Continuous Tense
   Rumus
   Positif (+)
   Subject + shall/will + have + been + verb-ing + object
   Negatif (-)
   Subject + shall/will + not + have + been + verb-ing + object
   Tanya (?)
   Shall/will + subject + have + been + verb-ing + object ?


4. Conditional / Past Future Tense

- (Simple) Conditional / Past Future tenseRumus
   Positif (+)
   Subject + should/would + be + object
   Subject + should/would + verb I + object
   Negatif (-)
   Subject + should/would + not + be + object
   Subject + should/would + not + verb + object
   Tanya (?)
   Should/would + subject + be + object ?
   Should/would + subject + verb I + object ?


- Conditional / Past Future Continuous tense
   Rumus
   Positif (+)
   Subject + should/would + have + been + verb-ing + object
   Negatif (-)
   Subject + should/would + not + have + been + verb-ing + object
   Tanya (?)
   Should/would + subject + have + been + verb-ing + object ?


- Conditional / Past Future Perfect tense
   Rumus
   Positif (+)
   Subject + should/would + have + been + complement
   Subject + should/would + have + verb III + object
   Negatif (-)
   Subject + should/would + not + have + been + complement
   Subject + should/would + not + have + verb III + object
   Tanya (?)
   Should/would + subject + have + been + complement ?
   Should/would + subject + have + verb III + object ?


- Conditional / Past Future Perfect Continuous tense
   Rumus
   Positif (+)
   Subject + should/would + have + been + verb-ing + object
   Negatif (-)
   Subject + should/would + not + have + been + verb-ing + object
   Tanya (?)
   Should/would + subject + have + been + verb-ing + object ?

Saturday, 10 December 2011

PUISI

Puisi adalah adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.
Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa.
Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala 'keanehan' yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi.
Didalam puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat puisi itu semakin indah. Majas tersebut juga ada bemacam, salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar.


Unsur-unsur puisi
Unsur-unsur puisi meliputi struktur fisik dan struktur batin puisi.


Struktur Fisik Puisi
Struktur fisik puisi terdiri dari:
  • Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
  • Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
  • Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
  • Kata konkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misalnya kata kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.
  • Gaya bahasa, yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Gaya bahasa disebut juga majas. Adapaun macam-macam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.
  • Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi.
Struktur Batin Puisi
Struktur batin puisi terdiri dari :
  • Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
  • Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.
  • Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
  • Amanat/tujuan/maksud (itention); yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca.
JENIS-JENIS PUISI
Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru.


Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain :
  • Jumlah kata dalam 1 baris
  • Jumlah baris dalam 1 bait
  • Persajakan (rima)
  • Banyak suku kata tiap baris
  • Irama
Ciri puisi lama :
  • Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.
  • Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.
  • Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.


Ciri-ciri Puisi Baru:
  • Bentuknya rapi, simetris;
  • Mempunyai persajakan akhir (yang teratur);
  • Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain;
  • Sebagian besar puisi empat seuntai;
  • Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
  • Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.
Puisi Kontemporer
Kata kontemporer secara umum bermakna masa kini sesuai dengan perkembangan zaman atau selalu menyesuaikan dengan perkembangan keadaan zaman. Selain itu, puisi kontemporer dapat diartikan sebagai puisi yang lahir dalam kurun waktu terakhir. Puisi kontemporer berusaha lari dari ikatan konvensional puisi iti sendiri. Puisi kontemporer seringkali memakai kata-kata yang kurang memperhatikan santun bahasa, memakai kata-kata makin kasar, ejekan, dan lain-lain. Pemakaian kata-kata simbolik atau lambing intuisi, gaya bahasa, irama, dan sebagainya dianggapnya tidak begitu penting lagi.


Penyusunan puisi kontemporer sebagai puisi inkonvensional ternyata juga perlu memerhatikan beberapa unsur sebagai berikut:
  • Unsur bunyi; meliputi penempatan persamaan bunyi (rima) pada tempat-tempat tertentu untuk menghidupkan kesan dipadu dengan repetisi atau pengulangan-pengulangannya.
  • Tipografi; meliputi penyusunan baris-baris puisi berisi kata atau suku kata yang disusun sesuai dengan gambar (pola) tertentu.
  • Enjambemen; meliputi pemenggalan atau perpindahan baris puisi untuk menuju baris berikutnya.
  • Kelakar (parodi); meliputi penambahan unsur hiburan ringan sebagai pelengkap penyajian puisi yang pekat dan penuh perenungan (kontemplatif)

Rumus Trigonometri Matematika Dasar

Matematika merupakan mata pelajaran yang oleh sebagian besar orang dianggap mata pelajaran yang cukup sulit. Mungkin sebagian besar kalangan menganggap pelajaran bahasa Indonesia dan bahasa Inggris itu lebih mudah dibandingkan matematika. Padahal, jika kita sering mengenal dan mengerjakan matematika, maka sebenarnya ilmu matematika itu asik loh. Salah satu bahasan bab matematika bernama TRIGONOMETRI. Trigonometri merupakan suatu nilai perbandingan yang didefinisikan pada koordinat kartesius. Trigonometri sendiri terdiri dari : sinus (sin), cosinus (cos), tangen (tan), secan (sec), cosecan (cosec), cotangen (cot).

SUDUT-SUDUT ISTIMEWA DALAM TRIGONOMETRI




RUMUS TRIGONOMETRI DASAR




RUMUS-RUMUS LAINNYA




RUMUS TRIGONOMETRI DENGAN SEGITIGA BERSISI  A B C




RUMUS TRIGONOMETRI YANG LAIN



RUMUS JUMLAH / SELISIH 2 TRIGONOMETRI


Itulah beberapa Rumus Matematika Trigonometri Dasar. Semoga bermanfaat ;)